
Dalam sehari penuh petualangan, saya menyusuri keindahan pesisir Tanjung Luar, Lombok Timur—sebuah perjalanan yang memadukan eksotisme pulau-pulau kecil dan pantai berpasir lembut.
Awal Perjalanan: Dermaga Kecil dengan Cerita Besar
Perjalanan dimulai dari sebuah dermaga mungil di Dusun Telong Elong, Desa Pringgasela Timur. Mungkin bukan pilihan umum para wisatawan, tapi supir saya meyakinkan, dermaga ini adalah pintu terbaik menuju petualangan hari itu. Menghindari rute panjang lewat Labuan Pandan atau jalur darat ke Pantai Pink, kami pun berlayar.
Tak lupa, bekal sederhana pisang goreng menemani perjalanan, sembari menunggu angin laut mengantar kami ke tujuan pertama.
Gili Pasir: Hamparan Pasir dan Bintang Laut Merah
Sekitar 15 menit di atas perahu, muncul sebuah pulau kecil berupa gundukan pasir yang dikenal sebagai Gili Pasir. Di tepian pasir putihnya, bintang laut merah menghiasi dasar laut yang jernih, menambah pesona alami yang sulit dilupakan.
Meski sempat diguyur rintik hujan dan langit menutup dengan awan mendung, perjalanan tetap menyenangkan. Hujan cuma sesaat, kemudian kami lanjutkan menelusuri pesisir dengan semangat.
Melintasi Tambak dan Mutiara, Menuju Gili Petelu
Perahu melaju pelan melewati tambak ikan dan lokasi budidaya mutiara—satu sisi kehidupan pesisir Lombok Timur yang jarang terungkap.
Dari kejauhan terlihat warna merah muda khas Pantai Pink 2, yang tampak sepi dan menenangkan. Setelah 30 menit perjalanan laut, kami tiba di Gili Petelu, pulau mungil dengan tiga bukit karang dan pantai berpasir putih yang imut.
Satu keluarga tengah asyik menyelam di air bening, menikmati bawah laut yang menggoda untuk dijelajahi. Kalau tidak ingin basah-basahan, cukup dengan menebar remah roti, ribuan ikan pun berenang menghampiri.
Pesona Pantai Pink: Keheningan dan Senja yang Menggetarkan
Setelah puas bermain di Gili Petelu, kami kembali melaju. Di sisi kanan sudah terlihat Pantai Pink, yang kini tampil dengan warna pasir merah muda lebih pudar, dibandingkan dengan Pantai Pink 2 yang lebih intens warnanya.
Pantai Tangsi—nama lain dari Pantai Pink—menyuguhkan ketenangan yang berbeda dari hiruk-pikuk wisata. Ombak lembut menyapa pantai yang lengang, hanya satu anak kecil bermain riang dengan orang tuanya menunggu di tepian. Beberapa turis sepertinya sudah pulang, meninggalkan suasana sepi hanya diisi oleh para nelayan nongkrong di warung pinggir pantai.
Tanjung Ringgit: Keindahan dari Ketinggian
Tak ingin melewatkan momen, saya mendaki ke puncak Tanjung Ringgit yang menawarkan panorama dramatis. Langit mulai bergradasi warna kuning ke oranye, kemudian merona merah—sebuah lukisan alam yang sayang untuk dilewatkan.
Senja di Tengah Laut: Hening yang Menggetarkan
Saat matahari mulai tenggelam, kami kembali ke perahu. Laju mesin dan deburan ombak jadi musik pengantar. Lampu-lampu dari bagan ikan dan budidaya mutiara menari-nari di gelapnya laut, memberi kesan magis.
Suasana hening memeluk kami. Tak ada obrolan, hanya suara alam dan sesekali sapaan dari Mak Heri ke rekannya di kapal lain. Dermaga kecil Dusun Telong Elong yang gelap gulita menunggu kami di ujung perjalanan.
Hari itu, saya pulang dengan hati penuh keindahan dan rasa tak rela meninggalkan jingga langit Lombok Timur.